VIRUS CORONA MEMBUAT ARTI BARU BAGI KEHIDUPAN
VIRUS CORONA MEMBUAT ARTI BARU BAGI KEHIDUPAN
Oleh : Erna Hasibuan
Dapat dihttps://drive.google.com/file/d/16HjnNUBBb736vLn5w9zDhRVMhFLD4eMt/view?usp=sharing
Situasi saat ini memang tidak seperti biasa. Dalam berbagai hal mengalami perubahan secara drastis baik dari tata cara pergaulan, pola kegiatan seperti belajar, bekerja dan beribadah.
Tidak pernah terbayang oleh manusia akan terjadi situasi yang sangat pelik ini. Namun kenyataan harus dihadapi dengan masa pendemic akibat Covid 19 yang panjang yang dihadapi oleh berbagai negara di dunia, termasuk indonesiapun terkena dampak virus ini.
Rasa yang campur aduk menghampiri seluruh manusia tanpa terkecuali, Rasa sedih, cemas, bosan, bahkan kekhawatiran pun tiba-tiba menyerang satiap individu dengan sendirinya. Semua pun harus dilalui di masa pendemic yang belum tahu berakhirnya.
Kepanikan
mengenai wabah virus corona Covid -19 yang telah terjadi disetiap negara itu menjadi perbincangan
sejak akhir Desember 2019 hingga saat ini.
Namun dibalik wabah dan perasaan panik, ada hikmah atau hal positif yang sebenarnya kita petik. Seorang psikologi Samuel Pau Veissiere Ph.D menyatakan, setidaknya ada beberapa hal positif yang terjadi di tengah-tengah wabah virus cororn Covid – 19.
1. Lebih peduli dengan kesehatan
Pemberitaan
menganai wabah virus cororn Covid – 19 memang membuat panik sejumlah negara. Namun
dibalik itu, karena wabah tersebut kita sekarang lebih memperhatikan kesehatan
dan lebih menjaga kebersihan. Kita juga mengingat untuk peduli dengan sesama
dan memaksa diri untuk bisa bekerja sama secara global dengan kompak melakukan
social distancing juga isolasi mandiri. Dengan megingat bahwa hidup manusia
secara tidak langsung saling terhubung, kita diingatkan betapa berharganya kita
satu sama lain.
Manusia diingatkan kembali untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat :
“Mencegah
adalah lebih baik daripada mengobati” dan “kebersihan adalah sebagian dari iman”.
Slogan
pertama merupakan kegiatan atau
perbuatan kita dalam mencegah diri kita maupun anggota keluarga kita dari
terkena penyakit dapat ditunjukkan dengan menjaga kebersihan dan pola hidup
sehat, termasuk juga di dalam nya pola makan sehat. Slogan kedua dapat diartikan
bahwa sejak dari dulu agama sudah mengajarkan kita untuk hidup bersih. Secara ilmiah
dan kedokteran bahwa menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir, adalah sangat ampuh untuk mematikan virus corona yang menjadi
sorotan penyebab penyakit Covid-19.
2. Seluruh dunia bekerjasama
Dunia seakan sedang berbondong-bondong untuk mengalahkan musuh bersama yakni virus corona. Kerja sama dalam skala global itu belum pernah terjadi. Sebelum covid -19 menyita perhatian, setiap orang menghadapi masalahnya masing-masing. Seperti kecemasan, kesepian, penyakit mental, dan meningkatnya ketidapastian tentang masa depan.
Dari isu politik hingga perubahan iklim, perang budaya hingga resesi seks, kasus bunuh diri karena keputusasaan, dan bullying di media sosial yang rentan merusak mental kita. Segala masalah terjadi menjadi gejala individualisme yang merajalela.
Namun kasus pandemic Covid-19 telah membuat semua orang fokus pada hal yang sama dan pentingnya koordinasi juga kerja sama. Pemerintah dunia sekarang mengoordinasikan tindakan pencegahan dengan kerja sama yang belum pernah terlihat sebelumnya.
3. Manusia saling membantu
Bencana
alam biasanya menyatukan orang dan memicu tindakan solidaritas di antara
sesama. Sementara ancaman pandemic, bagaimana pun telah manyatukan seluruh umat
manusia melawan ancaman nyata. Manusia saling membantu tanpa perlu melihat
suku, ras dan kepercayaan.
Kesehatan
mental yang buruk hingga polusi dan polaritas yang meningkat, seakan menjadi
bukti bahwa masyarkat terlalu sibuk bekerja, konsumsi berlebihan, dan terlalu
individualisme. Ketika sosial distancing sedang dilaksanakan di seluruh dunia
kalitas udara menjadi membaik.
5. Hobi tertunda bisa terlaksana saat isolasi
mendiri
Awalnya
mungkin sulit untuk melkukan segala aktivitas hanya di rumah tapi hal itu perlu
dilakukan untuk menyelamatkan kesehatan pribadi dan saling menjaga satu sama
lain.
Kebijakan
isolasi mandiri juga memberi kesempatan untuk bekerja lebih sedikit,
menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih, dan menemukan waktu utuk
mengobrol, membaca, memainkan musik,memasak, dan terlibat dalam semua kesenangan.
6. Manusia diberikan
waktu lebih banyak untuk semakin dekat lagi dengan keluarga
Sesungguhnya rumah adalah keluarga, bukan hanya sekedar bangunan. Kalau selama ini kita diwajibkan bekerja di luar rumah (pergi pagi pulang petang yang sebagian daerah yang harus berjuang dengan kemacetan, kebisingan, waktu yang tersita habis di perjalana), dengan kebijakan bekerja dari rumah, para orang dewasa untuk sementara waktu dapat memergunakan waktu perjalanan yang biasa mereka tempuh untuk kegiatan lain. Ya , salah satunya berkumpul dengan keluarga di rumah.
Bapak
lebih dengan dengan anaknya, bermain dengan anaknya, dan belajar dengan anaknya
seperti pengganti seorang guru (mungkin jarang dilakukan). Ibu lebih banyak waktu untuk melihat
tumbuhkembang anaknya, membantu dan menyiapkan kebutuhan keluarga. Bagi anak-anak
seakan lebih mendapat perhatian ekstra dari kedua orang tua. Walaupun tidak
dipungkiri mungkin hal ini akan terasa membosankan.
Dari kondisi tersebut manusia dilatih untuk cepat beradaptasi. Perubahan kondisi yang signifikan yang terjadi akibat dampak wabah virus corona Covid – 19, menuntut secara paksa masyarakat untuk cepat beradaptasi dalm segala aspek kehidupan. Tidak ada yang pernah meminta virus Corona ini datang dan menyebar di indonesia dan tidak ada yang pernah membayangkan harus berdiam diri di rumah dalam kurun waktu yang belum tahu. Hal ini membuat manusia harus cepat menyesuaikan dirinya dengan keadaan yang berlangsung ini. Keluhan adalah wajar dalam permulaan adaptasi, karena itu salah satu bentuk reaksi manusia atas perbedaan kebiasaan yang dilakukan.
Yang penting, hanyalah manusia yang mampu beradaptasi yang akan kuat bertahan dalam memenangkan pertandingan melawan Covid-19.
Pinangsori,
8 Juni 2020
By Erna Hasibuan












0 komentar:
Posting Komentar